Kamis, 14 Januari 2010

puisi

Bumiku
By : Retty Anisa D.
Ada apa dengan cahyamu
Tak lagi biru
Tak pula hijau seperti dulu
Cahyamu kini kelabu
Rupamupun menjadi semu
Mana permadani hijau
Yang jadi kebangganmu dulu
Yang setia selimuti tubuhmu
Saat hujan datang menyerbu
Tubuh hijaumu kini
Berubah jadi gedung tinggi
Milik orang-orang berdasi
Yang tak peduli padamu lagi
Udara bersih yang kau punya
Yang dulu melimpah
Kini telah langka
Pencemaran dimana-mana
Kabut asappun tlah jadi
Ekspor utama Indonesia
Kedua kutubmu menangis
Mencair tak lagi dingin
Buat daratan makin sempit
Padahal masih banyak cucu cicit
Yang masih terlalu lugu
Tuk tahu
Apa yang terjadi padamu
Suhumupun tak lagi bersahabat
Siang malam panas meraja
Buatku merasa terbakar
Oleh api amarah
Yang tak bisa lagi kau pendam
Kenapa nasib bumiku tragis
Buatku bergidik dan miris
Namun apa dayaku
Jika kesadaranku yang individu
Dibalas rakusnya jutaan umat Mu
Jika satu batang tanamanku
Dibalas jutaan kubik debu
Yang makin kotori atmosfermu
Inilah yang ku sebut global warming
Yang diberikan sebagai balasan
Atas tingkah kami yang keterlaluan
Sedangkan para pemimpin dunia
Hanya menuliskannaya
Pada agenda kampanye belaka
Tanpa ada tindakan nyata
Tuk hentikannya




AMPASKANMU

Jika aku tinggalkan mu
Bukan arti ku bencimu
Bukan aku tak asakan mu
Ku hanya ingin
Cara cinta lain
Yang lebih indahkan mu
Aku memang jalang
Setelah ampaskan mu
Ku pergi cari dekapan baru
Tak peduli apa rasa mu
Yang kau tahu kau hanya masa lalu
Jika kau hinakanmu
Ku pun terima itu
Merengkuh mu adalah asaku
Tapi itu dulu
Saat aku masih nafsu
Kini lihatmu pun ku tak tahu
Dulu kau memang indah
Tapi kni tak begitu
Setelah ku ampaskanmu
Dan aku bangga dengan itu
Karena ingin ku
Ampaskan playboy sepertimu








Tidak ada komentar:

Posting Komentar